Sudut Foto Terbaik dari Atas Bukit Merese: Pengalaman Pribadi Menyusuri Keindahan Lombok dari Ketinggian

Sudut Foto Terbaik dari Atas Bukit Merese: Pengalaman Pribadi Menyusuri Keindahan Lombok dari Ketinggian

Dari sekian banyak tempat yang pernah saya kunjungi di Lombok, Bukit Merese punya tempat khusus di hati saya. Bukan hanya karena pemandangannya yang luar biasa, tapi karena tiap langkah naik ke atas bukit itu seperti membuka jendela ke lanskap yang terus berubah. Anginnya kencang, sinarnya hangat, dan tiap sudut seolah sengaja dipahat untuk difoto. Saya ingin cerita sedikit tentang pengalaman saya di sana—tentang bagaimana saya menemukan angle terbaik untuk foto dari atas Bukit Merese.

Awal Petualangan ke Bukit 

Saya sampai di area parkir Bukit Merese sekitar pukul 4 sore, waktu yang menurut saya paling ideal untuk mulai naik ke atas. Langit mulai menguning, tapi matahari belum terlalu rendah. Jalur pendakian ke atas bukit tidak terlalu terjal, tapi cukup membuat napas sedikit tersengal—mungkin karena saya terlalu bersemangat.

Di kanan-kiri terlihat hamparan ilalang dan bebatuan kecil. Saya berhenti sebentar, menoleh ke belakang, dan… wow. Pantai Tanjung Aan terbentang seperti lukisan. Warna birunya kontras dengan hijau bukit dan kuning cahaya sore. Dan itulah angle pertama yang saya abadikan.

Angle 1: Pemandangan Lengkap Tanjung Aan dan Gradasi Laut

Kalau kamu berdiri di sisi timur bukit (tidak jauh dari jalur naik pertama), kamu akan langsung disuguhi panorama Tanjung Aan yang mengular ke arah timur. Di sini, saya mengambil wide shot menggunakan lensa 18mm dan meletakkan horizon tepat di sepertiga atas frame. Laut terlihat gradasinya—biru muda dekat pantai, lalu makin pekat ke tengah.

Tips: Bawa tripod kecil atau gunakan batu besar sebagai tumpuan kamera/smartphone. Cahaya sore akan memberikan highlight yang lembut di permukaan air.

Angle 2: Spot Ikonik di Atas Batu Besar

Semakin naik ke atas, ada satu batu besar yang menjorok ke arah tebing. Banyak traveler mengambil foto dari atas batu ini, dengan latar belakang laut lepas dan langit terbuka. Waktu saya coba berdiri di sana, rasanya seperti karakter utama di film petualangan.

Sudut terbaik? Ambil dari posisi agak menurun, biarkan kamera sedikit lebih rendah dari objek (kalau kamu difoto), sehingga langit jadi latar belakang dominan. Hasilnya dramatis dan powerful.

Angle 3: Siluet di Ujung Barat Bukit saat Matahari Terbenam

Bukit Merese terkenal dengan sunset-nya. Jadi saya pastikan berada di sisi paling barat bukit sekitar pukul 5.30 sore. Saat matahari mulai menyentuh horizon, langit berubah oranye-keemasan. Saya menyusun komposisi dengan siluet orang-orang yang duduk di ujung bukit, menghadap barat. Ada yang berdua, ada yang berdiri sendiri—dan itu membuat foto terasa emosional.

Angle siluet seperti ini nggak butuh banyak alat, cukup atur exposure agar area langit tidak overexposed. Biarkan subjek jadi gelap, justru itu yang bikin magis.

Angle 4: Panorama 360° di Puncak Bukit

Kalau kamu ingin memaksimalkan sudut pandang, saya sarankan untuk naik ke titik tertinggi Bukit Merese. Di sini, kamu bisa memutar 360 derajat dan mendapatkan view ke arah barat (Pantai Batu Payung), utara (daratan Lombok), dan timur (Tanjung Aan).

Saya sempat merekam video pendek dari sini, dan mengambil beberapa panorama horizontal. Angle terbaik saya ambil saat ada sedikit kabut di kejauhan dan sinar keemasan menyinari bukit lainnya. Kombinasi warna antara hijau, emas, dan biru di sore hari itu sulit ditandingi.

Angle 5: Foto Close-Up dengan Latar Belakang Tak Terbatas

Bukit Merese juga cocok buat kamu yang suka portrait-style foto. Saya sempat memotret teman saya dari jarak dekat, dengan latar belakang laut lepas. Kami bermain dengan angle rendah, sehingga ilalang terlihat di foreground, subjek di tengah, dan langit sebagai latar. Hasilnya seperti foto editorial.

Tips lainnya: Manfaatkan angin. Kalau kamu punya selendang, scarf, atau topi, biarkan tertiup. Efek dramatisnya natural banget, apalagi kalau dipadukan dengan cahaya golden hour.

Bukit Merese dalam Paket Wisata? Wajib Banget

Setelah puas motret dan menikmati sunset, saya duduk di batu, menatap laut yang mulai berubah gelap. Di hati saya cuma ada satu pikiran: kenapa tempat seindah ini tidak langsung saya kunjungi dari dulu?

Untungnya, sekarang makin banyak paket Lombok tour yang sudah memasukkan Bukit Merese sebagai salah satu destinasi wajib. Dan menurut saya, itu keputusan tepat. Karena tempat ini bukan sekadar spot cantik—tapi ruang untuk menikmati keheningan, merenung, dan tentu saja, menyalurkan sisi fotografi kita dengan bebas.

Tips Tambahan Buat Kamu yang Mau Foto-Foto di Bukit Merese

  1. Datang sore hari, sekitar pukul 4–5 sore. Cahaya sedang bagus-bagusnya dan tidak terlalu panas.

  2. Kenakan pakaian yang flowy atau berwarna terang, agar kontras dengan latar alam.

  3. Bawa air minum, karena jalur naik cukup menyerap tenaga dan tidak ada warung di atas.

  4. Siapkan baterai cadangan atau powerbank, karena kamu pasti akan banyak mengambil gambar.

  5. Jangan buru-buru turun, kadang saat langit biru gelap baru muncul bintang pertama—dan itu momen yang nggak boleh dilewatkan.

Bukit Merese bukan hanya soal destinasi, tapi soal perasaan yang muncul saat kita berada di sana. Saat kita berdiri di ujung tebing, merasakan angin membelai wajah, dan matahari perlahan tenggelam di balik cakrawala, kita sadar—alam punya caranya sendiri untuk menyentuh hati manusia.

Dan melalui setiap jepretan kamera, kita menyimpan sepotong perasaan itu. Untuk dikenang. Untuk dibagikan. Untuk dirindukan kembali.